• ''There is no long distance about love, it always finds a way to bring hearts together no matter how many miles there are between them''

  • ''Never compare your love story with those in the movies, because they are written by scriptwriters. Yours is written by God''

  • ''Do not be too stressed over something in the past, there is nothing you can do to change it. Focus on your present to create a better future''

  • ''Do not give up on yourself. Keep fighting, Sometimes you have got to go through the worst of times to get the best''

  • ''Respect is earned, honestly is appreciated, trust is gained, and loyalty is returned.''

  • ''If you think God is talking to you then He probably is. He talks to us through unexpected signs.''

Senin, 29 September 2014

Idioms

Posted by Unknown on 02.21 with No comments


Idioms are words, phrases, or expressions that cannot be taken literally.  In other words, when used in everyday language, they have a meaning other than the basic one you would find in the dictionary.  Every language has its own idioms.  Learning them makes understanding and using a language a lot easier and more fun!


These are 16 common Idioms & their meanings :
 


No.
Contoh Idiom Inggris
Arti Idiom Inggris
Contoh Kalimat
1
a good deal of
banyak
There are a good deal of luxury cars.
(Disana ada banyak mobil mewah.)
2
a lot of
banyak
She collected a lot of dolls.
(Dia mengoleksi banyak boneka.)
3
a man of the world
orang yang selalu memenuhi janji
She hopes her future husband is a man of the world.
(Dia berharap suaminya kelak adalah orang yang selalu memenuhi janji.)
4
about to
hampir/segera
The show is about to begin.
(Pertunjukan hampir dimulai.)
5
after all
bagaimanapun juga
After all, Bima still loves his wife and son.
(Bagaimanapun juga, Bima masih mencintai istri dan anaknya.)
6
after one’s own heart
sesuai dengan keinginan hatinya
Jim always does anything after his own heart.
(Jim selalu melakukan apapun sesuai dengan keinginan hatinya.)
7
all along
dari semula
I had known all along that she was a widow with two son.
(Aku sudah tau dari semula bahwa dia seorang janda dengan dua anak.)
8
all of a sudden
tiba-tiba
He was destitute all of a sudden.
(Dia jatuh miskin secara tiba-tiba.)
9
all the better
adalah lebih baik
All the better Hani can do her homework byherself.
(Adalah lebih baik jika Hani dapat mengerjakan PR-nya sendiri.)
10
all the same
namun
He is handsome and well-established. All the same he doesn’t have someone special.
(Dia tampan dan mapan. Namun dia tidak punya seseorang yang spesial.)
11
antsy
kurang istirahat, lelah menunggu, tidak sabar
Waiting for hours made her antsy.
(Menunggu berjam-jam membuatnya tidak sabar.)
12
as to
mengenai
None of his friends knew as to his private life.
(Tak satupun dari temannya tau mengenai kehidupan pribadinya.)
13
as easy as pie
sangat mudah
Solving mathematics problems for him is as easy as pie.
(Menyelesaikan soal matematika bagi dia sangat mudah.)
14
at all events
bagaimanapun juga
I realize that it is hard, but i won’t give up at all events.
(Saya sadar bahwa ini sulit, tapi saya tidak akan menyerah bagaimanapun juga.)
15
at any rate
bagaimanapun juga
At any rate, I will marry him next year.
(Bagaimanapun juga, aku akan menikahinya tahun depan.)
16
at will
sesuka hati
You can arrange your bedroom at will.
(Kamu dapat mengatur kamar tidurmu sesuka hati.)





Senin, 14 Oktober 2013

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Posted by Unknown on 06.03 with 1 comment


2.1Biografi Ikhwan Al-Shafa
            Ikhwan Al-Shafa adalah perkumpulan para mujtahidin dalam bidang filsafat yang memfokuskan perhatiannya pada bidang dakwah dan pendidikan.Identitas kelompok ini tidak jelas karena mereka bersama para anggota merahasiakan diri dari aktivitas mereka.[1]Organisasi ini didirikan pada abad ke-4H/10M,di kota Basrah.Secara umum kemunculan Ikhwan Al-Shafa dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap pelaksanaan ajaran islam yang telah tercemar oleh ajaran dari luar islam dan untuk membangkitkan kembali rasa cinta pada ilmu pengetahuan di kalangan umat islam.
            Organisasi ini berhasil meninggalkan karya ensiklopedis tentang ilmu pengetahuan dan filsafat,yang dikenal dengan judul Rasail Ikhwan al-Shafa,yang terdiri dari 52 risalah yang dapat dibagi ke dalam empat kelompok,yaitu kelompok risalah dalam bidang matematika,kelompok risalah dalam bidang fisika,kelompok risalah yang berbicara tentang jiwa manusia,dan kelompok risalah yang mengkaji masalah metafisika.
Organisasi ini juga mengajarkan tentang dasar-dasar agama islam yang didasarkan pada persaudaraan islamiyah,yaitu sikap yang memandang iman seorang muslim tidak akan sempurna kecuali jika ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.Sebagai sebuah organisasi ia memiliki semangat dakwah dan tabligh yang amat militan serta kepedulian yang tinggi terhadap orang lain.
 Disinilah letak relevansinya pembahasan tentang Ikhwan Al-Shafa dengan pendidikan.Organisasi ini mengutamakan pendidikan dan pengajaran yang berkenaan dengan pembentukan pribadi, jiwa, akhlak, dan akidah.Pandangannya tentang pendidikan dapat dilihat dari uraian berikut ini.


2.2 Konsep Pendidikan Ikhwan Al-Shafa
Menurut Ikhwan Al-Shafa bahwa perumpamaan orang yang belum dididik dengan ilmu akidah,ibarat kertas yang masih putih bersih,belum ternoda oleh apapun juga.Apabila kertas ini di tulis sesuatu,maka kertas tersebut telah memiliki bekas noda yang tidak mudah dihilangkan. Pandangan seperti ini dihasilkan melalui penafsirannya terhadap ayat yang berbunyi:
والله اخرجكم من بطون امهاتكم لاتعلمون شيأ وجعل لكم السمع والابصار والافئدة لعلكم تشكرون
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,dan Dia memberi kamu pendengaran,penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.(Q.S.an-Nahl:78)

Berdasarkan ayat tersebut,dinyatakan oleh ikhwan bahwa sewaktu manusia dilahirkan tidak memiliki pengetahuan karena di dalam jiwa manusia yang baru lahir itu belum ada bentuk objek pengetahuan.Keberadaan objek pengetahuan di dalam jiwa manusia terjadi setelah penggunaan panca indera dan daya akalnya.Hal itu baru terjadi setelah manusia menjalani kehidupan dunia dengan menggunakan organ fisiknya.
Kebutuhan Jiwa manusia terhadap ilmu pengetahuan tidak memiliki keterbatasan pada ilmu agama (naqliyah) semata.Manusia juga memerlukan ilmu umum (aqliyah),terutama ilmu kealaman dan filsafat.Ikhwan Al-Shafa membagi pengetahuan pada tiga kelompok yaitu,pengetahuan adab/sastra,pengetahuan syariat,pengetahuan filsafat.
Dalam hal ini,ilmu agama tidak bisa berdiri sendiri melainkan perlu bekerja sama dengan ilmu-ilmu aqliyah,terutama ilmu kealaman dan filsafat.Ikhwan Al-Shafa pun mengklasifikasi ilmu pengetahuan aqliyah kepada tiga kategori yaitu matematika,fisika, dan metafisika.Ketiga klasifikasi tersebut berada pada kedudukan yang sama,yaitu sama-sama bertujuan menghantarkan peserta didik mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.Menurut Ikhwan Al-Shafa,ketiga jenis pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui bantuan panca indera,akal,dan inisiasi(bimbingan atau otoritas ajaran agama).
Menurut Ikhwan,manusia secara universal berpeluang untuk memliki semua jenis pengetahuan.Namun,hal itu tidak berarti bahwa setiap orang harus memiliki seluruh bidang itu.Ikhwan menegaskan bahwa ‘’tidak semua pengetahuan pantas dipelajari dan diterima oleh setiap orang,karna manusia memiliki keterbatasan dalam kemampuannya untuk menguasai berbagai ilmu pengetahuan’’.
Dari ketiga kategori yang telah disebutkan sebelumnya,Ikhwan seakan-akan mengisyaratkan bahwa ilmu pengetahuan harus di spesialisasi sehingga masing-masing manusia memiliki otoritas dalam bidangnya.Setiap orang dapat menjadi spesialis di bidang-bidang tertentu dan dapat mendalami suatu disiplin ilmu sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Menurut mereka sudah merupakan kebijaksanaan Tuhan untuk menentukan bahwa di antara manusia harus ada yang menguasai keahlian tertentu,seperti berniaga,bertukang,ahli politik,pekerja sosial dan lain-lain.Keanekaragaman itu pulalah yang menuntut sikap saling tolong-menolong sesama manusia.Sebagian manusia harus mendalami suatu ilmu serta menguasainya,sementara yang lainnya menguasai bidang yang lain.Sehingga secara keseluruhan manusia secara bersama-sama dapat membangun peradaban manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Teori Ikhwan Al-Shafa tentang pendidikan didasarkan atas gagasan filsafat Yunani.Menurut Ikhwan Al-Shafa,setiap anak lahir dengan membawa sejumlah bakat(potensi) yang perlu diaktualisasikan.Oleh karena itu,pendidik tidak boleh menjejali otak peserta didik dengan ide-ide atau keinginannya sendiri.Pendidik hendaknya mengangkat potensi laten yang terdapat dalam diri peserta didik.
Pada empat tahun pertama,anak secara tidak sadar menyerap semua ide dan perasaan dari lingkungan sosialnya.Setelah itu pada proses selanjutnya ia mulai meniru sikap dan ide dari orang-orang di sekitarnya.Disini pendidik dan orang tua dituntut untuk memberikan contoh yang baik dalam perilaku dan tindakannya sehari-hari.


      2.3 Metode untuk mendapatkan pengetahuan menurut Ikhwan Al-Shafa
Ikhwan Al-Shafa memandang bahwa ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui tiga cara,pertama,dengan cara menggunakan panca indera terhadap objek alam semesta yang bersifat empirik.Ilmu model ini berkaitan dengan tempat dan waktu.Kedua,dengan cara menggunakan informasi atau berita yang disampaikan oleh orang lain.Ilmu yang dicapai dengan cara yang kedua ini hanya dapat dicapai oleh manusia,dan tidak dapat dicapai oleh binatang.Ketiga,Ikhwan Al-Shafa menyebutkan tentang ilmu yang dapat dicapai melalui tulisan dan bacaan.
Dengan cara tersebut manusia dapat memahami kalimat,bahasa,dan ungkapan-ungkapan yang ditangkap melalui pikiran.Pada bagian lain Ikhwan Al-Shafa berpendapat bahwa pada dasarnya semua ilmu itu harus diusahakan,bukan dengan cara pemberian tanpa usaha.Ilmu yang demikian didapat dengan menggunakan panca indera.
Dengan kata lain ,ilmu yang dihasilkan oleh pemikiran manusia itu terjadi karena mendapat bahan-bahan informasi yang dikirim oleh panca indera.Manusia pada mulanya tidak mengetahui apa-apa,lalu karena adanya panca indera yang mengirimkan informasi, maka manusia dapat mengetahui sesuatu.

Sejalan dengan pendapatnya yang mengatakan bahwa ilmu itu harus diusahakan,maka dalam usaha tersebut memerlukan guru.Nilai seorang guru menurutnya bergantung kepada caranya menyampaikan ilmu pengetahuan.Untuk hal ini mereka mensyaratkan agar seorang guru memiliki syarat-syarat tertentu.
Syaratnya ialah seorang guru harus sesuai dengan sikap dan pandangan politik Ikhwan Al-Shafa serta sesuai pula dengan tujuan penyiaran dakwahnya.Keberhasilan seorang pelajar tergantung kepada guru yang cerdas,baik akhlaknya, lurus tabiahnya ,bersih hatinya, menyukai ilmu,bertugas mencari kebenaran,dan tidak bersifat fanatisme terhadap suatu aliran.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan yang dianut oleh Ikhwan Al-Shafa sangat dipengaruhi oleh pandangan kelompoknya.Organisasi ini nampak sangat militan dan solid dalam menggalang misi dakwah yang dianutnya.Sehingga dapat mencetak peserta didik yang berakhlakul karimah dan memiliki wawasan intelektual yang tinggi.










[1] Upaya mereka merahasiakan diri mereka,paling tidak dimaksudkan untuk keselamatan diri mereka,baik dari pihak yang mencurigai dan memusuhi filsafat, atau dari pihak penguasa yang pada waktu itu cenderung menindas gerakan-gerakan pemikiran yang timbul,sehingga timbulah kekhawatiran pada kelompok ini.
[2] H.Samsul Nizar,Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis,Teoritis dan Praktis,(Jakarta:Ciputat Pers,2002)
[3] Siswanto,M.Pd.i,Pendidikan Islam dalam Perspektif Filosofis,(Pamekasan:STAIN Pamekasan Press,2009) 
[4] Dedi Supriyadi,M.Ag,Pengantar Filsafat Islam,Cet 1 (Bandung:Pustaka Setia,2009) 

[5] Tim Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim,Pendidikan Islam dari Paradigma Klasik hingga Kontemporer,(Malang:UIN Malang Press,2009) hlm 318

[6] Prof.Dr.H.Abuddin Nata,M.A,Filsafat Pendidikan Islam.edisi baru (Jakarta:Gaya Media Pratama,2005)